Sabtu, 26 Februari 2011

Suku Mange Taliabu......Helika Mansur


  1. Kekerabatan dan gotong-royong
Sistem kekerabatan orang Mange berdasarkan hubungan patrilinear, yang diikuti pola penetapan, yaitu adat yang menetapkan suami harus tinggal di tempat isteri setelah kawin. Kesatuan kekerabatan terkecil adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum menikah.
Perkawinan dalam kehidupan Orang Mange merupakan ssuatu yang paling penting karena untuk memperbanyak keturunan. Banyak gadis atau anak-anak perempuan yang berumur belasan tahun apabila sudah dianggap dewasa maka suda bisa dikawinkan.
Sistem kekerabatan sanyat dilarang untuk kawin sesama marga, dengan tujuan utuk menambah jumlah keluarga dan merupakan cara untuk menyatukan marga-marga yang ada pada Suku mange. Sistem perkawinan eksogami merupakan perkawinan yang dilakukan di luar marganya atau luar keluarganya ataau tidak berasal pada garis keturuna lurus.
Pola kehidupan sosial bersifat kdaekeluargaan dan kegotongroyongan masih terpelihara dengan baik. Dalam menghadapi kegiatan seprti kematian dengan berbagai upacaranya, perkawinan, dalam berbagai pekerjaan pertanian, pendirian rumah, serta bekerja bakti, selalu nampak  adanya aktifitas bantu-membatu dan bekerja sama hal ini sering dikenal debgan sebutab kerja hemu.
Semua itu meerupakan kegiatan yang didorong oleh rasa solidaritas dan persatuan serta rasa saling memiliki. Bantuan yang diberikan itu dapat berupa tenaga dan bahan yang bisa digunakan untu keperluan kegiatan srcara spontan. Gejala bantu-membantu tersebut tidak terbatas dalam lingkungan keluarga saja, ajan tetapi meliputi juga warga-warga yang ada dalan kampung tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar